Rabu, 16 November 2011

tulisan 2

 PERUSAHAAN FRACHISING DALAM NEGERI ( INDONESIA )


tidak bisa dipandang sebelah mata di tengah gempuran industri sejenis dari negara luar. Situasi itu setidaknya dibuktikan PT Top Food Indonesia dengan produknya Es Teler 77 yang diperkirakan meraup omzet hingga Rp180 miliar per bulan selama 2011.

Omzet perusahaan ini berkat penjualan produknya di 180 gerai di seluruh Indonesia dan mancanegara.

"Pendapatan per gerai antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar per bulan, tapi tergantung ukuran gerai juga," kata Direktur Pemasaran Top Food Indonesia, Andrew Nugroho, di Tangerang, Banten.

Andrew menjelaskan, untuk membuka satu gerai Es Teler 77 membutuhkan investasi mencapai Rp600-900 juta dengan standar tempat berukuran antara 100-150 meter persegi.

"Tergantung luas dan kondisi. Kadang ada yang sudah siap, ada yang perlu renovasi saja," kata dia.

Kontrak waralaba di Es Teler 77, Andrew melanjutkan, selama ini berlaku untuk lima tahun dengan royalti fee standar 4-4,5 persen. Namun, Andrew tidak bersedia menjelaskan proses mendapatkan franchise di perusahaannya.

Untuk memperoleh pasokan bahan baku, selama ini, pengelola Es Teler 77 senantiasa menggunakan produk pertanian dari petani lokal. Sementara itu, untuk waralaba yang beroperasi di luar negeri, bahan baku dipasok dari petani setempat.

"Bahan baku 99,9 persen lokal. Bahkan, kami cari sampai ke Sumatera Utara untuk memasok ke Jakarta," kata dia. "Bahan yang dipakai bukan bahan yang dibudidayakan, tapi dari petani kecil melalui pengepul".

Hingga saat ini, kata Andrew, waralabanya telah mencapai 180 gerai dari sekitar 35 mitra. Kepemilikan dari total 180 gerai itu, 60 persen dimiliki oleh perusahaan dan 40 persen sisanya adalah mitra. "Ada satu orang yang punya 15-20 cabang," ujar dia.

Keunggulan dan Kelemahan Sistem Franchise
Franchising juga merupakan strategi perluasan dari suatu usaha yang telah berhasil dan ingin bermitra dengan pihak ketiga yang serasi, yang ingin berusaha, dan memiliki usaha sendiri. Sistem franchise ini mempunyai keunggulan-keunggulan dan juga kerugian-kerugian. Keunggulannya adalah:
“As practiced in retailing, franchising offers franchisees the advantage of starting up a new business quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch.”
“Seperti dalam praktek retailing, franchising menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan cepat berdasar pada suatu merek dagang yang telah terbukti bisnisnya, tidak sama seperti dengan membangun suatu merek dan bisnis baru dari awal mula.


KUNGGULAN
1. Pihak franchisor memiliki akses pada permodalan dan berbagi biaya dengan franchisee dengan resiko yang relatif lebih rendah.
2. Pihak franchisee mendapat kesempatan untuk memasuki sebuah bisnis dengan cara cepat dan biaya lebih rendah dengan produk atau jasa yang telah teruji dan terbukti kredibilitas mereknya.
3. Lebih dari itu, franchisee secara berkala menerima bantuan manajerial dalam hal pemilihan lokasi bisnis, desain fasilitas, prosedur operasi, pembelian, dan pemasaran.



KERUGIAN

1. Sistem franchise tidak memberikan kebebasan penuh kepada franchisee karena franchisee terikat perjanjian dan harus mengikuti sistem dan metode yang telah dibuat oleh franchisor.
2. Sistem franchise bukan jaminan akan keberhasilan, menggunakan merek terkenal belum tentu akan sukses bila tidak diimbangi dengan kecermatan dan kehati-hatian franchisee dalam memilih usaha dan mempunyai komitmen dan harus bekerja keras serta tekun.
3. Franchisee harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan franchisor. (Sukandar, 2004, p. 67)
4. Tidak semua janji franchisor diterima oleh franchisee.
5. Masih adanya ketidakamanan dalam suatu franchise, karena franchisor dapat memutuskan atau tidak memperbaharui perjanjian. (Rachmadi, 2007,p. 9)


DAMPAK POSITIF DARI FRANCHISING BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA
dengan adanya sistem frachising makin luasnya lapangan pekerjaan dan menggurangi jumlah pengganguran yang ada di indonesia serta membuka peluang bisnis bagi para masyarakat yang ingin membuka bisnis dengan modal relatif rendah 


DAMPAK NEGTIF DARI FRANCHISING BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA
banyak pedagang-pedagang kaki lima yang merasa rugi dan dan tak mampu bersaing dengan franchising yang ada sekarang dan menimbulkan pertambahan jumlah pengganguran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar