Peran Chief
Executive Officer (CEO) di sebuah perusahaan sangat vital. Sebagai punggawa
tertinggi, CEO berpengaruh besar dalam menggerakan roda bisnis. Namun, tidak
sedikit dari CEO di Indonesia yang salah menjalankan posisinya sebagai
pemimpin. Robby Djohan, mantan CEO Bank Mandiri, Bank Niaga, dan Garuda
Indonesia, berpendapat, tugas CEO seharusnya mengelola manusia, bukan bisnis.
Berikut nukilan wawancara reporter SWA, Ario Fajar, dengan mantan bankir top
itu di kantornya, Graha CIMB Niaga.
Anda dikenal sebagai pemimpin yang piawai membawa perubahan dan
kemajuan perusahaan. Apa strategi yang diterapkan?
Saya tidak mempunyai strategi khusus. Mungkin saya berbeda
dengan pemimpin kebanyakan. Hal yang saya lakukan selama saya menjadi pemimpin
adalah memimpin orang, bukan memimpin bisnis.
Apa maksud dari pernyataan tersebut?
Selama ini saya menilai, CEO yang ada sekarang hanya fokus pada
bisnis, bukan people. Banyak pemimpin yang salah mentafsirkan jabatan dan
perannya. Pemimpin yang benar itu 20% mengurusi bisnis, sisanya 80% mengurusi
orang. Inilah yang saya lakukan di beberapa perusahaan ketika menjabat sebagai
CEO.
Jadi, apa yang harus dilakukan seorang CEO?
CEO harus lebih banyak mencari talent-talent baru dan memberikan
kesempatan ketimbang mengurusi bisnis. Urusan bisnis itu bisa dijalankan oleh
manajer-manajer. Jika dia turun tangan juga, dia tidak ubahnya dengan seorang
manajer. Pemimpin adalah orang mempunyai visi dan misi, dia mencari orang-orang
yang tahu dan berkemampuan untuk mengejar visi dan misi itu. Kebanyakan CEO
sekarang lebih sibuk menjalankan bisnis, mengejar profit, tapi tidak memberikan
kesempatan kepada talent-talent yang bagus untuk berkembang. Ada beberapa CEO
yang menjabat sebagai pemimpin bank sekarang adalah orang-orang yang pernah
saya beri kesempatan. Dan hasilnya, Anda bisa lihat sendiri.
Apakah Indonesia kekurangan CEO yang Anda maksud?
Kita sangat minim kaderisasi. Indonesia kekurangan CEO-CEO hebat
disegala jenis industri. Akhirnya, muncullah aksi bajak-membajak profesional.
Bagaimana seharusnya peran dari organisasi?
Banyak perusahaan menempatkan CEO hanya sebagai businessman, bukan
professonal. Hasilnya, perusahaan tidak cukup banyak melahirkan pemimpin yang
mahir mencetak pemimpin baru untuk mengelola organisasinya. Bisnis yang sehat
bersumber dari kinerja organisasi yang baik. Kinerja organisasi yang baik itu
pastinya digerakan oleh orang-orang yang berkualitas. Untuk itu, perlu ada
talent management program yang berkesinambungan.
Apakah itu yang Anda lakukan saat menjabat CEO?
Ketika saya menjabat sebagai CEO di beberapa perusahaan, saya
sendiri yang mencari orang-orang terbaik. Bahkan tidak ada direktur personalia.
Berarti harus ada intuisi untuk mencari calon pemimpin?
Ya. Prosesnya cukup sederhana. Tidak perlu fit and proper test
atau sejenisnya. Hubungan interpersonal, komunikasi, serta track record sudah
menjadi pertimbangan saya untuk memberikan kesempatan.
Dari sekian banyak CEO yang menjabat, siapa CEO yang sejalan
dengan pemikiran Anda atau menjalankan hal-hal yang pernah Anda jalankan?
Agus Martowardojo, mantan Dirut PT Bank Mandiri Tbk adalah
pemimpin yang sangat ideal. Di zamannya, dia mampu menggerakan orang-orang muda
untuk memajukan perusahaan. (EVA)
Nama: Novia mandalasari
Npm: 25211234
Kelas: 3EB10
Nama: Novia mandalasari
Npm: 25211234
Kelas: 3EB10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar